• Pelayanan Poliklinik : Senin - Jumat 8:00 - 16:00 WIB

Kamis, 19 September 2024 : WIB

program-inovasi-j-ngepods-rsd-dr-soebandi-kenali-obati-cegah-tb-serta-mitos-fakta-terkait-tb-sebagai-sarana-edukasi-bagi-masyarakat

9 Mei 2024

PROGRAM INOVASI J-NGEPODS RSD dr. SOEBANDI “KENALI, OBATI & CEGAH TB SERTA MITOS & FAKTA TERKAIT TB” SEBAGAI SARANA EDUKASI BAGI MASYARAKAT

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberkulosis) yang menyerang tubuh manusia terutama pada paru. Gejalanya adalah batuk, demam, batuk berdahak disertai darah, nyeri dada, berkeringat tanpa sebab, serta nafsu makan turun yang mengakibatkan berat badan turun. Banyak mitos yang beredar di masyarakat bahwa penyakit ini disebabkan oleh kutukan atau guna- guna mengingat kondisi penderitanya yang batuk darah. Kondisi ini tentunya perlu mendapat perhatian dari semua pihak.

Indonesia merupakan negara dengan penderita TB nomer 3 terbanyak di dunia. Sedangkan untuk Kabupaten Jember merupakan Kabupaten dengan pengidap TB nomer 2 hingga nomer 3 terbanyak di Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut menjadi perhatian dari RSD dr. Soebandi selaku Sumah Sakit pendidikan milik Pemerintah Kabupaten Jember untuk senantiasa berperan aktif dalam memberikan informasi yang cerdas, akurat, dan informatif baik kepada tenaga kesehatan di RSD dr. Soebandi, tenaga kesehatan di Faskes tingkat 1, dan juga kepada masyarakat melalui podcast zoom J-NGEPODS (Jember Ngepodcast) Bersama Soebandi Beken Jember Keren dengan judul KENALI, OBATI & CEGAH TB SERTA MITOS & FAKTA TERKAIT TB yang diselenggarakan pada hari ini, Jumat 16 Februari 2024.

Acara diawali dengan sambutan dari dr. Lilik Lailiyah, M. Kes selaku Plt. Direktur RSD dr. Soebandi yang mengajak pemirsa untuk menyimak penjelasan dari pemateri hingga akhir acara agar mendapatkan informasi yang tuntas terkait penyakit Tuberkulosis. Kegiatan J-NGEPODS kali ini adalah podcast ke 4 yang telah diselenggarakan oleh RSD dr. Soebandi pada tahun 2024. Kegiatan ini adalah upaya RSD dr. Soebandi untuk memberikan pelayanan prehospital untuk deteksi dini TB. Beliau juga menyampaikan bahwa pengobatan TB tidak akan pernah bisa diselesaikan oleh RSD dr. Soebandi tanpa adanya peran serta dari semua pihak.

Narasumber yang memberikan materi adalah dr. Retna Dwi Puspitarini, Sp.P yang merupakan Dokter Spesialis Paru RSD dr. Soebandi serta dipandu oleh host Fahmi Isnun M, S.Kep.Ners yang merupakan Perawat sekaligus Kepala Ruangan Rawat Inap Sakura RSD dr. Soebandi.

dr. Retna Dwi Puspitarini, Sp.P menyampaikan kepada pemirsa J-NGEPODS bahwa penularan TB melalui udara ketika pasien TB berbicara (0-210 partikel), batuk (0-3.500 partikel), dan bersin (4.500-1 juta partikel). Bakteri TB dapat bertahan di tempat tertutup yang gelap dan lembab bisa dalam hitungan beberapa jam hingga bulan. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko terkena TB karena menyebabkan kerusakan paru yang luas akibat kandungan radikal bebas. Resiko terkena TB pada perokok lebih tinggi daripada non perokok.

Kuman TB dapat mengakibatkan batuk darah pada penderitanya karena terjadi kerusakan paru yang luas. Hal ini merupakan tanda bahwa kuman di dalam tubuh pasien sangat banyak dan sangat berpotensi untuk menularkan kepada orang lain. Oleh karena itu pasien yang menderita TB harus segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan rutin untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, serta menurunkan tingkat penularan. Penderita TB juga harus ikut menjaga kesehatan orang lain di sekitarnya agar tidak tertular dengan cara menggunakan masker, menutup hidung dan mulut dengan lengan bagian dalam, tisu, atau sapu tangan ketika batuk atau bersin, segera buang tisu yang telah terpakai, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Tips agar terhindar dari TB adalah melalui penerapan gaya hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membuka jendela agar rumah mendapatkan sinar matahari dan udara segar, menjemur alas tidur agar tidak lembab, mendapatkan suntikan BCG bagi bayi baru lahir hingga berusia 2 bulan untuk menghindari TBC berat (meningitis dan milier), olahraga teratur, dan tidak merokok.

Bagi penderita TB tidak perlu berkecil hati, karena TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Segera lakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala yang mengarah ke TB untuk dicek dahak dan radiologi. Semakin cepat penyakit TB ditemukan, maka peluang kesembuhan akan semakin besar. Pengobatan TB bisa diakses di Puskesmas maupun klinik, gratis selama 6 bulan selama tidak ada komplikasi yang mempengaruhi pengobatan. Untuk rujukan bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat lanjut, misalnya di RSD dr. Soebandi.

Pesan untuk masyarakat, jangan jauhi penderita TB. Berikan dukungan, awasi untuk minum obat agar tidak menjadi drop out atau kebal obat. TOSS TBC! Temukan TBC Obati Sampai Sembuh!. Wayahe RSD dr. Soebandi APIK (Amazing, Perfect, Interest, Kinetic).