• Pelayanan Poliklinik : Senin - Jumat 8:00 - 16:00 WIB

Sabtu, 21 September 2024 : WIB

rsd-dr-soebandi-berperan-aktif-dalam-rapat-koordinasi-prioritas-pembangunan-kesehatan-di-provinsi-jawa-timur

3 Agt 2022

RSD dr. SOEBANDI BERPERAN AKTIF DALAM RAPAT KOORDINASI PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

Pada tanggal 2-3 Agustus 2022 di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Plt. Direktur RSD dr. Soebandi Jember yang juga menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Jember berperan sebagai Moderator dalam Rapat Koordinasi Prioritas Pembangunan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 pada materi Transformasi Pembiayaan Kesehatan dan Tata Hubungan Kerja Dinas Kesehatan dengan Rumah Sakit Daerah dengan narasumber dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tema rapat koordinasi kesehatan pada tahun ini adalah Tantangan Pelayanan Kesehatan di Jawa Timur Pasca Pandemi Covid-19" sekaligus Launcing Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tahun 2022. Acara ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan didampingi oleh Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Timur Ibu Arumi Baschin Emil Dardak, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa Timur, Seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Timur, Seluruh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Timur, Pokja Imunisasi se-Provinsi Jawa Timur, dan berbagai organisasi masyarakat seperti Muslimat NU dan Aisiyah Muhammadiyah.

Dalam sambutannya saat membuka acara ini, Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan bahwa pandemi covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Untuk itu dengan adanya pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional pada bulan Agustus ini, para orang tua yang anaknya berusia 9 bulan sampai dengan 59 bulan untuk tidak ragu melakukan imunisasi bagi anaknya. Terutama bagi anak yang belum imunisasi rutin maupun lanjutan. Mari di Bulan Imunisasi Anak Nasional ini kita kejar imunisasi anak-anak kita yang kemarin sempat tertunda karena pandemi. Karena dengan imunisasi maka kita bisa mengurangi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan terjadinya kejadian luar biasa atau KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah, katanya. Wakil Guburnur Jawa Timur Emil Dardak mengatakan bahwa pelaksanaan BIAN ini menjadi bukti komitmen Jawa Timur dalam upaya mencapai target global yakni eliminasi Campak Rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023. Serta ikut mempertahankan Indonesia Bebas Polio. Upaya ini sangat penting dalam mencapai eliminasi campak-rubela/CRS, selain dengan penguatan imunisasi rutin, juga melaksanakan pemberian imunisasi tambahan campak-rubela yang sifatnya massal dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya bagi sasaran prioritas yang telah ditetapkan.

Dalam rapat koordinasi kesehatan ini disampaikan 6 (enam) materi yaitu Kolaborasi Imunisasi No Child Gets Left Behind di Provinsi Jawa Timur, Tantangan P2P dan Strategi BIAN, Transformasi Sistem Kesehatan, Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Transformasi Pembiayaan Kesehatan dan Tata Hubungan Kerja Dinkes dengan Rumah Sakit Daerah. Selain itu juga diserahkan Piagam Penghargaan kepada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur yang berpredikat BAIK dalam Kinerja Pencapaian Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) periode Bulan Januari-Mei 2022. Penghargaan ini diterima oleh Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab. Sidoarjo, Kab. Banyuwangi, Kab. Jombang, Kab. Bojonegoro, Kota Surabaya, dan Kab. Mojokerto. Menurut data hasil imunisasi kejar Jawa Timur sampai dengan tanggal 25 Juli 2022, capaian imunisasi kejar Jawa Timur yaitu imunisasi polio tetes sebanyak 26.541 anak (18.68%), polio suntik sebanyak 53.611 (24.59%) anak, serta DPT-HB-HIB sebanyak 68.748.anak (29.23%). Kegiatan imunisasi kejar polio dan DPT-HEB B-HIB ini akan berhasil memberikan perlindungan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) pada anak-anak jika tercapai target minimal ≥ 80% tinggi dan merata di seluruh desa.