Pelayanan Poliklinik : Senin - Jumat 8:00 - 16:00 WIB
Alamat
Pelayanan Poliklinik : Senin - Jumat 8:00 - 16:00 WIB
Pada tanggal 9 November 2022, RSD dr Soebandi Jember menyelenggarakan Seminar Nasional Penyakit Jantung Bawaan Secara Dini Pada Bayi dan Anak yang dibuka oleh Bapak Bupati Jember. Narasumber seminar yang dilaksanakan secara daring ini berasal dari Divisi Jantung Anak FK Unair/ RSD Dr Soetomo dan diikuti oleh 470 peserta yang telah mendaftar. Seminar ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi di Indonesia yang relatif tinggi dengan penyakit bawaan yang paling sering ditemukan yaitu penyakit jantung bawaan (PJB) dengan kelainan pada jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, penyakit jantung bawaan menempati peringkat pertama diantara penyakit-penyakit bawaan lain yang terjadi pada bayi. Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 810 bayi dari 1000 kelahiran hidup atau 1 dari 100 kelahiran hidup dan 25 % diantaranya adalah penyakit jantung bawaan kritis yang dapat menyebabkan kematian bayi di awal awal kehidupan. Diantara sejumlah penyebab kematian bayi baru lahir, selain prematuritas yang mencapai 35,5% , kelainan bawaan yang diantaranya PJB mencapai 17,1 %.
Dari data tahun 2021 kelahiran bayi hidup di Jember mencapai 34.474 jiwa, maka didapatkan kasus bayi dengan penyakit jantung bawaan sebesar 276 345 bayi dengan penderita penyakit jantung bawaan kritis 69 89 bayi dalam satu tahun. Bila AKB tahun 2021 di Jember 10,21 per 1000 atau didapatkan 265 kematian bayi, maka penyebab kematian akibat penyakit jantung bawaan mencapai 45 -46 bayi.
Selain masalah kecacatan dan kematian, yang paling sering ditemukan pada anak dengan penyakit jantung bawan adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penyebab gangguan pertumbuhan karena kejadian hipoksia kronis dan hipoksemia, serta karena penurunan curah jantung ke aliran sistemik, sehingga membawa konsekuensi kebutuhan asupan energi dan nutrisi yang lebih tinggi dibanding anak normal oleh karena terjadi hipermetabolik, namun sayangnya memiliki keterbatasan dalam mengolah asupan zat gizi. Gangguan pertumbuhan yang terjadi bervariasi mulai dari gizi kurang, gizi buruk, stunting, wasting dan gagal tumbuh. Gangguan ini pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan anak, yang dalam jangka panjang tentu akan menganggu performa belajar dan daya kerja anak sebagai generasi penerus.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jember beserta jajaran telah mengupayakan secara maksimal, terus menerus dan berkesinambungan dalam mengatasi masalah kesehatan utamanya menyangkut AKB, AKI dan stunting, termasuk diantaranya pelayanan terhadap penderita penyakit jantung baik pada penderita dewasa maupun pada bayi dan anak mulai dari puskesmas hingga pelayanan tertinggi di RS tipe B yaitu di RSD dr Soebandi. Seperti diketahui bersama saat ini di RSD dr Soebandi telah memiliki layanan unggulan PJT (Pelayanan Jantung Terpadu).
Bupati Jember juga terus mendukung dan mengupayakan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Dalam satu tahun terakhir PJT di RSD Dr Soebandi telah menunjukan perkembangan pesat. Direktur RSD dr Soebandi, dr Hendro Soelistijono, MM.,M.Kes didukung oleh Sumber Daya Manusia yang unggul dibidangnya yaitu terdiri dari 4 dokter spesialis jantung, 2 dokter spesialis bedah jantung, 1 dokter spesialis anak konsultan jantung, 1 dokter spesialis anestesi ahli perfusi dan 1 dokter anestesi yang akan mendalami anastesi jantung beserta paramedis khusus bidang jantung. RSD dr Soebandi merupakan Rumah Sakit pertama milik pemerintah daerah di Jawa Timur yang telah melakukan operasi jantung terbuka, terhitung 3 operasi jantung terbuka , 6 operasi ligasi pembuluh darah (PDA= patent ductus arteriosus) dan 6 tindakan terapi definitif non bedah atau kateterisasi intervensi untuk menutup lubang di jantung, serta berbagai pemeriksaan diagnostik non invasif dan invasif, terapi non invasif dan invasif terkini yang tidak bisa kami sebut satu persatu. Dan telah terlayani pasien di rawat jalan PJT berkisar 10.581 11.611 orang/ tahun, serta pasien rawat inap 663 1216 orang/tahun.
Untuk memperingan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan, RSD dr Soebandi telah memberikan layanan bebas biaya melalu inovasi J pasti Kueren sebagai wujud kepedulian dan kecintaan kami kepada masyarakat. Namun untuk mencapai hasil maksimal diperlukan partisipasi aktif masyarakat, baik sebagai pasien, keluarga, kader kesehatan, komunitas dan organisasi sosial. Demikian juga dalam melakukan deteksi dini, pengenalan dan penanganan awal yang diperlukan untuk meminimalkan tingkat kecacatan dan akibatnya terhadap pertumbuhan serta kematianya sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit yang memadai. Namun sayangnya di Indonesia, tingkat pengetahuan deteksi dini dan penanganan awal penyakit jantung bawaan ini masih tergolong rendah.
Oleh karena itu, diperlukan transfer pengetahuan dari ahli yang kompeten di bidangnya kepada para tenaga kesehatan dan orang awam mengenai bagaimana mendeteksi dini dan penanganan pada kasus penyakit jantung di Kota Jember dan sekitarnya, sehingga dapat memberikan kontribusi penurunan dan angka kematian beserta peningkatan kualitas hidup pada anak dengan penyakit jantung bawaan. Untuk itu, pada hari ini RSD dr Soebandi juga menyelenggarakan Seminar Nasional Penyakit Jantung Bawaan Secara Dini Pada Bayi dan Anak dengan narasumber dari Divisi Jantung Anak FK Unair/ RSD Dr Soetomo : Dr. dr. Mahrus Abdur Rahman SPA(K) dan dr.Taufik Hidayat SpA(K) yang diikuti oleh 470 peserta yang telah mendaftar.